Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh
Kali ini saya akan sharing bagaimana kita melakukan survei BMS/Jembatan dengan sangat baik sehingga hasilnya sesuai lapangan karena jujur waktu masih di PU saya sangat kecewa dengan hasil dari konsultan-konsultan karena memang kapasitas orang yang bisa survei kebanyakan orang dalam PU karena survei BMS itu bukan hanya dari TEORItapi dari PRAKTEK paling penting, PENGALAMAN akan mempengaruhi hasil apalagi ada level levelnya kalau sekarang emang lebih sederhana dengan aplikasi INVI-J.
Apa sih yang perlu kalian tahu untuk melakukan survei BMS, yuk kita simak :
- Sistem Penilaian
Lima buah pertanyaan harus dijawab sebelum penilaian kondisi ditentukan:
S (Struktur) : ditinjau dari struktur apakah kerusakan berbahaya atau tidak?
(lihat Petunjuk D)
Kalau Bberbahaya = 1
KalauTidak Berbahaya = 0
R (Rusak) : Apakah tingkat kerusakan parah atau tidak?
(lihat Petunjuk D)
Kalau Parah = 1
Kalau Tidak Parah = 0
K (Kuantitas) : Apakah jumlah kerusakan lebih besar atau sama dengan 50%
dari area / volume / panjang?
(Penilaian Pemeriksa)
Kalau Ya = 1
Kalau Tidak = 0
F (Fungsi) : Apakah elemen masih berfungsi?
(Pengamatan Pemeriksa)
Kalau Tidak = 1
Kalau Ya = 0
P (Pengaruh) : Apakah kerusakan mempunyai pengaruh terhadap elemen lain?
(Pengamatan Pemeriksa)
Kalau Ya = 1
Kalau Tidak = 0
Nilai Kondisi Jembatan = nilai (S + R + K + F + P) antara 0 sampai 5
di mana:
0 : Jembatan baru dan tanpa kerusakan
1 : Kerusakan kecil
2 : Kerusakan yang memerlukan pemantauan atau pemeliharaan diwaktu
Mendatang
3 : Kerusakan yang memerlukan tindakan secepatnya
4 : Kondisi kritis
5 : Elemen/jembatan tidak berfungsi lagi
nah dengan sistem penilaian ini kita akan mengetahui jembatan yang kita survei perlu penanganan apa? Rutin,Berkala, Rehabiitasi atau Penggantian.
- Mengetahui Kode Elemen tiap Jembatan
Tiap bagian jembatan dari yang terkecil sampai terbesar dibuat kode-kodenya agar mengetahui letak kerusakanya sebelah mana dan akan sangat akurat sampai bagian terkecil seperti baut.
dilihat diatas level terbesar adalah level 1 yaitu jembatan itu sendiri dan level ke empat adalah level terendah karena dari jembatan menjadi bagian bagian terkecil jembatan itu. Agar mudah mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada jembatan tersebut apalagi kita tahu lokasi kerusakan dan besaran kerusakan.
- Kode Kerusakan
Tiap Elemen mempunyai kerusakan yang berbeda-beda sehingga kita sebagai surveyor harus mengetahui kerusakan apa yang dimiliki elemen tersebut.
- Harus Mengetahui Tipe-Tipe Jembatan di Indonesia, sebenarnya ini harus dijelaskan saat Survei Inventarisasi biar jelas link nya disini nih Survei Inventarisasi. Berikut adalah jembatan-jembatan yang ada di Indonesia :
- Jembatan Kayu – Tipe GKI
- Jembatan Kayu – Tipe GKI
- Jembatan Pelat – Tipe PTI
- Jembatan Pelat Beton Berongga – PTI
- Stándar Jembatan Beton Bertulang – Tipe GTI
- Balok Beton Pratekan – Pracetak ( Tipe Post Tensioned ) – Tipe GPI
- Stándar Jembatan Beton Pratekan – Tipe GPI
- Jembatan Gelagar Box Beton Indonesia – Tipe GPI
- Jembatan Bailey – Tipe RBW/SBW
- Jembatan Gelagar / Komposit Indonesia – Tipe GBI
- Jembatan Transpanel Australia – Tipe RBT
- Jembatan Rangka Baja Australia – Tipe RBA
- Jembatan Gelagar Baja Australia – Tipe GBA
- Jembatan Rangka Baja Austria – Tipe RBS
- Jembatan Gelagar Baja Jepang – Tipe GBJ
- Jembatan Austria Tipe Permanen
- Jembatan Rangka Baja Belanda – Tipe RBB
- Jembatan Rangka Baja Callender Hamilton – Tipe RBU
- Callender Hamilton – Tipe RBU
- Jembatan Rangka Hamilton – Tipe RBU
- Sistem Jembatan Callender Hamilton – Tipe RBU
- Jembatan Rangka Baja CH – Tipe RBU
CATATAN
GKI – Gelagar Kayu Indonesia
PTI – Jembatan Pelat Indonesia
GPI – Gelagar Box Beton Bertulang Indonesia
RBW – Rangka Baja Acrow / Bailey
SBW – Temporary Acrow / Bailey
RBT – Rangka Baja Transpanel
RBA – Rangka Baja Australia
GBA – Gelagar Baja Australia
RBS – Jembatan Rangka Baja Austria
GBJ – Gelagar Baja Jepang
RBB – Rangka Baja Belanda
RBU – Rangka Baja United Kingdom
ada beberapa lagi jembatan-jembatan yang tidak masuk seperti Cable Stayed, Cantilever dll
- Tata cara survei di lapangan Siapkan Peralatan Seperti Sepatu Anti Air, Rompi Lapangan, Helm Safety, Sarung Tangan, Palu untuk mengecek kualitas beton, Crack Meter(Alat untuk mengukur besar retakan), Tali, sling, perahu karet kalau diperlukan, tangga, Senter untuk melihat tempat yang gelap, dll tambahkan sendiri sesuai kebutuhan di lapangan seperti kamera DSLR jarak jauh,DRONE dan GPS. Saat berada di jembatan kita diharuskan untuk melewati setiap bagian jembatan dan di setiap bagian kita periksa dengan detail kerusakanya sampai luasan kerusakanya. Untuk menghasilkan data akurat kita bisa menghabiskan waktu 1-5 jam tergantung lebar, panjang, lokasi dan kerumitan kerusakan jembatan tersebut untuk survei detail dilaksankan dari jembatan dengan panjang >=6 meter.
- Tata cara pengisian Form Survei Detail
BAGI TEMAN-TEMAN yang butuh surveyor IRMS dan BMS yang handal bisa hubungi saya di :
InsyaAllah hasil luar biasa dan Amanah di jamin DATA nya menjadi data UNGGULAN 🙂
untuk kebutuhan ahli yg di pkai,,pada survei jembatan dan jalan ,,RNI,IRI,SKJ,BMS,,Apakah cm ahli jalan saja?
ali jembatan, ahli k3, ahli geoteknik tergantung kebutuhan pak maaf baru bales lebih cepat di sosial media ia kalao bertanya 🙂
Pingback: Survei Detail Jembatan (BMS) Bagian 2 - Seftian SetiaSeftian Setia